Huruf i dan u memiliki keunikan khusus dalam Aksara Batak Toba. Sebagai vokal i dan u memiliki ina ni surat dan anak ni surat.
Pertanyaannya adalah kapan menggunakan i dan u sebagai ina ni surat dan kapan digunakan sebagai anak ni surat ? Inilah yang perlu dipahami dalam penulisan Aksara Batak Toba.
Yang perlu diingat adalah hukum tentang ina ni surat i ᯤ dan u ᯥ yang berdiri sendiri sebagai satu suku kata. Karena sudah berdiri sendiri maka tidak boleh menambahkan diakritik apapun kepada kedua ina ni surat ini. Ini perlakuan khusus yang perlu dipahami dalam penggunaan ina ni surat i ᯤ dan u ᯥ.
Dengan demikian jika dalam suatu suku kata ada bunyi atau vokal i dan u bersama dengan ina ni surat lainnya, maka disanalah anak ni surat i ᯪ dan u ᯮ mengambil peranannya.
Contoh penerapannya :
- Uhum u-hum ᯥᯂᯮᯔ᯲ disini u ᯥ berdiri sendiri sebagai satu suku kata, kemudian bunyi u ᯮ sebagai bagian dari suku kata hum ᯂᯮᯔ᯲
- Hauma ha-u-ma disini u ᯥ berdiri sendiri sebagai satu suku kata
- Parau pa-ra-u ᯇᯒᯥ disini u ᯥ berdiri sendiri sebagai satu suku kata
- Umpama um-pa-ma ᯀᯮᯔ᯲ᯇᯔ disini u ᯮ merupakan bagian dari suku kata um ᯀᯮᯔ᯲
- Laut la-ut ᯞᯀᯮᯖ᯲ disini u ᯮ merupakan bagian suku kata ut ᯀᯮᯖ᯲
- Inganan i-nga-nan ᯤᯝᯉᯉ᯲ disini ina ni surat i ᯤ berdiri sendiri sebagai satu suku kata
- Manaili ma-na-i-li ᯔᯉᯤᯞᯪ disini i berdiri sendiri sebagai satu suku kata
- Sai sa-i ᯘᯤ disini i ᯤ berdiri sendiri sebagai satu suku kata
- Indang in-dang ᯀᯪᯉ᯲ᯑᯰ disini bunyi i ᯪ sebagai bagian dari suku kata in ᯀᯪᯉ᯲
- Dais da-is ᯑᯀᯪᯘ᯲ disini bunyi i ᯪ sebagai bagian dari suatu suku kata is ᯀᯪᯘ᯲